Ada suatu masa ketika manusia memilih untuk hidup di dunia
maya saja. Bagaimana caranya, cerita ini tidak akan menjelaskan, mungkin cerita
lain dengan penulis yang lebih paham akan teknologi di masa depan akan
menjelaskannya. Tapi dalam cerita ini dunia nyata hanya akan diisi oleh manusia
yang memejamkan matanya dan terhubung satu sama lain dalam sebuah dunia yang
berbeda dengan dunia yang mereka huni.
Segala hal yang mereka lakukan berdampak besar di dunia
nyata. Makan bisa membuat perut kenyang, minum bisa membuat dahaga mereka
terlepas, jika mereka berolahraga di dunia maya maka akan terbentuk pula otot
mereka di dunia nyata. Mereka tidak perlu takut mati karena terlalu lama di dunia maya, mereka hanya perlu takut terbangun kembali ke dunia nyata.
Di dalam dunia maya setiap orang tinggal di rumah mereka
sendiri yang kebanyakan interior bahkan penampakan luarnya identik dengan rumah
mereka di dunia nyata. Mereka tidak perlu melakukan banyak hal di dunia maya,
tidak pula mencari uang. Karena tak ada tuntutan di dunia maya. Tak ada yang
menuntut seseorang menjadi orang kaya ataupun orang pintar. Jika mereka butuh
sesuatu maka mereka tinggal membayangkannya, benda apapun itu akan jatuh dari
langit khusus untuk para peminta.
Di dunia maya orang lebih memilih untuk berkomunikasi
melalui tulisan, mereka lebih memilih jejaring sosial, mereka malas
berinteraksi secara langsung. Untuk apa
berinteraksi secara langsung, apa bedanya dengan dunia nyata, kata mereka.
Orang-orang lebih suka hidup di dunia maya, ketika apa yang
mereka katakan mudah sekali di percaya orang lain. Jika seseorang berkata bahwa
dia lelah setelah skipping—padahal
baru saja melakukannya 1-2 kali lompatan— maka orang lain akan mempercayainya
dan mengirimkan minuman mengandung ion
padanya. Jika orang lain berkata bahwa dirinya baru saja membaca setumpuk buku
maka akan ada balasan rasa kagum yang diberikan kepadanya.
Kepuasaan akan penghargaan mudah didapat, sementara di dunia
nyata terlalu banyak hal yang harus menjadi pembuktian atas setiap perbuatan. Di
dunia maya seseorang bisa dengan mudahnya berbohong tanpa perlu khawatir akan
dituduh pembohong, karena di dunia maya hubungan antara satu orang dan orang
lain tak sedekat rumah yang bersebelahan, hubungan mereka berjarak seperti dipisahkan jalan raya dipenuhi lalu lalang
kendaraan dan risiko untuk tertabrak.
Namun di dunia maya tetap akan ditemukan orang-orang
bermulut kasar, yang berkata tanpa berpikir tapi tak ada yang mampu
menghajarnya walaupun kesal, karena terhalang jalanan besar yang ramai mereka
memilih untuk mengumpat di sebrang jalan tanpa terdengar oleh orang yang
membuat hati mereka meradang daripada mati tertabrak lalu lintas yang padat.
Di dunia maya pun akan ditemukan orang-orang berlidah manis,
yang jika dijilat rasanya semanis madu. Tapi siapa orang yang mau menjilat
lidah orang lain, hanya orang-orang bodoh yang matanya tertutup kain hitam
tebal yang menyumpal telinganya juga. Beberapa orang memilih percaya akan
perkataan para penjilat bahkan memamerkan pada orang-orang lain yang ada di
dunia maya. Menganggap para penjilat sebagai sahabat sejati mereka tapi tak
pernah ingin meminta pertemuan di dunia nyata.
Beruntungnya dunia maya tetap memiliki orang-orang bijak yang tahu bagaimana caranya berinteraksi, yang masih sudi membagikan ilmunya selama di dunia nyata, yang mengajak orang-orang berbuat kebaikan walaupun hanya di dunia maya. Beberapa dari mereka bahkan selalu mengingatkan bahwa dunia maya hanyalah maya tanpa memiliki keinginan dari dalam diri mereka sendiri untuk kembali ke dunia nyata.
Bahkan, di dunia maya ada orang yang saling jatuh cinta.
Melemparkan emot disetiap salamnya, ucapan selamat malam sebelum tidur dan
selamat pagi ketika mereka pertama kali membuka mata. Mendeklarasikan diri
sebagai pasangan terbaik karena semua orang tahu bahwa mereka sedang jatuh
cinta. Tapi tak ada janji untuk bertemu di dunia nyata.
Tak ada yang bosan menjalani kehidupan di dunia maya. Tak
ada yang terbangun dari sana.
Kecuali seseorang yang namanya tak tercatat di dunia maya manapun.
Tak dikenal oleh siapapun.
Menyelami dunia nyata sendirian. Tanpa tuntutan dari
siapapun.
7 komentar :
Keren pisan euy! Sayangnya ceritanya ironi banget..bahkan aku sendiri ngerasa kayak gitu ._. Bahkan aku sendiri ga pernah ketemu langsung sama kau..hahaha.
Hahahaha~kan emang 'sedikit' menyinggung keadaan dunia nyata saat ini :p Udah pernah ketemu kok co, kan satu SMA hahahaha~
Hohoho..kalo diliat dr endingnya, ini tu mirip sama intro suatu cerita yg lebih gede ya? Lanjutannya ntar si orang yang sendirian itu.. #ngayal
Oiya, baru inget. Kalo ga salah kamu pernah ke rumahku ya.. -_-a
Bisa ya bisa... siapa tau bisa jadi satu novel #eaaa
Eh masak cho? Aku malah nggak inget hahahah~
#eaaa hahaha..eh, novelmu yang lain gimana? Ga ada rencana bikin lagi? :p
Hmm..bentar2..seingetku kamu ke sana sama tiara, ambil konsumsi buat acara mochi. Bener ga?
Rencana bikin sih ada insyaAllah~ doain lancar aja~
Iyaaaa! Aku baru inget aku pernah ngambil konsumsi buat acara mochi dirumahmu hahahaha~
#nowplaying Stereomantic - Dunia Maya
Posting Komentar