Kemudian datang seorang wanita pada raja, seorang wanita dengan rambut panjang yang menjuntai hingga terseret-seret di lantai kayu kerajaan. Seorang pria berdiri disampingnya dengan wajah tampan dan rupawan, bibirnya selalu tersenyum, bagian kanan naik dan terlihat tak seimbang tapi tidak mengurangi ketampanan dari wajahnya.
Wanita itu berkata pada raja bahwa dia punya ide untuk putri berumur 4 tahun raja. Jangan pertemukan dia dengan pria manapun kecuali ayahnya sendiri, entah itu seorang tukang kebun kerajaan sekalipun, hal tersebut akan mencegah sang putri jatuh cinta pada siapapun.
Sang raja setuju dan wanita itu pergi bersama pria tampan, ia tertawa melengking sementara rambut hitam legamnya menyapu lantai.
Putri di tempatkan di sebuah pulau terpencil yang hanya bisa dilewati dengan sebuah kapal besar, tinggal bersama dengan dayang-dayang yang setia. Tak ada satupun pria di sana dan hingga putri berumur akan 17 tahun, tak ada pria yang dikenalnya kecuali sang raja. Hanya raja yang sesekali datang di hari ulangtahunnya, sang ratu tidak pernah menemuinya sejak ia dipindahkan karena penyakit yang tak kunjung sembuh.
Hingga suatu hari di ulang tahun yang ke 17 tahun sang raja datang bersama ratu. Putri sangat gembira dan meminta mereka berdua untuk tinggal lebih lama. Sang Raja dan Ratu menyanggupi untuk bermalam selama 3 hari, kemudian kembali ke kerajaan.
Putri tidak tahu kalau Raja dan Ratu tidak pernah kembali ke kerajaan karena badai yang menerpa kapal mereka hingga karam dan semua awak kapal tenggelam di telan lautan. Putri hanya tahu kalau hari setelah Raja dan Ratu pergi badai datang menerpa pulaunya, dan di malam yang sama ia memimpikan seorang pria datang padanya dan kemudian semuanya gelap kembali.
Kemudian di hari ke 7 karamnya kapal Ratu dan Raja, datang pasukan kerajaan ke pulau sang Putri membawa kabar duka yang membuat Putri tak henti-hentinya menangis. Keadaan memaksanya kembali ke kerajaan dan memimpin kerajaan menggantikan sang Raja.
Putri menangis hingga hari ke 30 kematian kedua orangtuanya. Hingga matanya bengkak dan wajahnya kusut, rambutnya semakin menipis dan kulitnya keriput. Para petinggi kerajaan khawatir dengan keadaan putri dan mereka semua yang tidak mengetahui ramalan tentang putri berharap akan ada seorang pria yang akan membuat putri kembali ceria dan bisa memimpin kerajaan dengan baik.
Lalu datang seorang pria kepada petinggi kerajaan bersama dengan seorang wanita berambut panjang menyapu hingga ke lantai. Senyumnya dan wajahnya yang rupawan membuat para petinggi kerajaan terpikat dan berniat menjodohkannya dengan sang putri.
Sang putri tidak menolak tidak juga menerima tawaran petinggi kerajaan, dan di hari ke 35 tangisnya berhenti tapi bukan karena ia tidak menangis tapi karena air matanya telah habis, hanya suara tangisnya yang tersisa dan membuat para petinggi kerajaan semakin memperkuat niat mereka untuk menjodohkan sang pria dengan putri.
Putri bertemu dengan pria itu setelah dipaksa untuk berdandan dan mengenakan gaun putih menggantikan gaun-gaun hitam yang selama 35 hari menemaninya berduka. Putri memperhatikan pria itu melalui matanya yang membengkak karena tangis, ia terkesan dengan ketampanan sang pria tapi membenci senyuman pria itu.
Putri menyadari kalau pria itu bukan mengincar dirinya bukan pula hartanya, tapi kedudukannya sebagai putri raja. Putri juga membenci wanita berambut panjang yang menyapu lantai begitu mendengar tawanya yang melengking, mengingatkannya pada mimpi-mimpinya yang aneh, tentang seseorang yang mengulang-ngulang kata yang sama padanya tentang kematian kutukan dan cinta.
Tapi para petinggi mendesak putri dengan nasihat kalau ia membutuhkan seorang pasangan yang mencintainya untuk memimpin kerajaan untuk membangun kerajaan yang mulai runtuh karena kekosongan kepimpinan semenjak meninggalnya Raja.
Sang putri menurutinya dan pernikahan pun terjadi di usia putri yang 17 tahun tanpa cinta sementara ia masih berduka.
Di hari ke 70 meninggalnya Ratu dan Raja, putri sudah tidak menangis, tak ada suara tangisan pula dari bibirnya tapi tak ada senyum pula dari sana. Sang Raja baru memimpin dengan semena-mena hingga banyak rakyat yang mengeluh dan hendak protes pada sang putri. Tapi setiap kali mereka menginjakkan kaki ke wilayah istana seorang algojo akan memenggal kepala mereka.
Putri tak menyadari keadaan kerajaan ataupun rakyatnya, hingga di hari ke 75 seorang pria datang padanya dalam mimpi mengajaknya keluar dari istana dan melihat semua hal yang ada diluar sana. Kemiskinan, kelaparan, penjarahan dan segala hal yang membuatnya kembali menangis terbangun dalam mimpinya dan memilih untuk keluar meninggalkan kerajaan.
Raja baru tahu akan hal itu dan meminta wanita berambut panjang yang dia panggil ibu untuk membuat putri tidak kembali lagi. Putri memang tidak bisa kembali, ia tersesat hingga kerajaan sebrang yang diperintah oleh seorang putra mahkota yang baru saja diangkat menjadi Raja karena Raja sebelumnya menderita sakit yang cukup parah.
Sang putri memperhatikan negeri yang baru dipimpin oleh putra mahkota, penuh senyum dan kebahagiaan dimana-mana pujian selalu melayang dari bibir mereka tentang putra mahkota yang begitu baik dan bijaksana, memimpin negerinya menjadi negeri yang makmur dan tidak kekurangan apapun.
Putri semakin tertarik untuk mengenal sang putra mahkota hingga tibalah ia di istana dan mengenalkan diri sebagai wakil dari kerajaan sebrang. Putri sebenarnya tidak yakin akan keinginannya sendiri yang begitu penasaran dengan putra mahkota, tak yakin juga dengan kenekatannya untuk datang ke istana dan mengaku sebagai wakil kerajaan sebrang tanpa surat perintah resmi dari kerajaan.
Tapi istana menerimanya dengan baik dan mempertemukannya dengan putra mahkota. Putri terkejut dengan penampilan putra mahkota yang benar-benar mirip dengan pria di mimpinya selama ini.
Putri jatuh cinta pada sang putra mahkota tapi tak menunjukkannya, hanya hal- hal formal yang mereka bicarakan dalam pertemuan mereka hingga akhirnya sang putri mengaku kalau ia bukan hanya sekedar wakil dari kerajaan sebrang tapi juga putri di kerajaan itu.
Putri juga menceritakan Raja dan Ratu yang telah meninggal, dan tentang Raja baru yang mempimpin dengan buruk hingga membuatnya memilih untuk keluar dari kerajaan. Putri menawarkan sesuatu pada putra mahkota tentang penyatuan kerajaan, karena hal itu hanya satu-satunya jalan untuk mengembalikan kerajaan ke kejayaan yang terdahulu walaupun bukan di bawah pemerintahannya lagi.
Putra mahkota menyetujuinya dan meminta putri untuk menginap. Karena dibutuhkan waktu untuk mempersiapkan peperangan. Putri menyetujuinya dan ia tinggal selama 2 hari di istana, disana ia terus menaruh perhatian pada putra mahkota yang juga bersikap begitu baik padanya hingga kemudian sang putri berpikir kalau putra mahkota pun jatuh cinta padanya.
Di hari ke 80 peperangan dimulai. Pasukan putra mahkota datang dan menyerang kerajaan sebrang. Raja baru yang tanpa persiapan pun mati di tangan putra mahkota sementara wanita berambut panjang pun tidak bisa berkutik menghadapi perlawanan penyihir kerajaan putra mahkota yang lebih sakti darinya hingga ia pun mati.
Sang putri begitu bahagia karena ia bisa kembali ke kerajaan ayahnya walaupun di bawah pemerintahan kerajaan lain, lebih tepatnya dibawah pemerintahan pria yang dicintainya. Negerinya pun bangkit kembali dan sama seperti negeri yang sebelumnya dipimpin oleh putra mahkota menjadi makmur tanpa kekurangan apapun.
Hingga suatu hari putri yang berusia 18 tahun datang untuk menghadiri undangan di kerajaan sebrang di sebuah pesta yang dikiranya pesta kejutan ulangtahunnya. Tapi kemudian putri mengerti kalau sang putra mahkota saja tidak pernah mengetahui tanggal ulangtahunnya dan pesta itu pun bukan pesta kejutan untuknya melainkan pesta pertunangan putra mahkota dengan seorang putri dari kerajaan lain.
Putri terkejut bukan main hingga dadanya terasa sakit dan ia harus kembali ke kerajaannya sebelum sempat mengucapkan selamat kepada putra mahkota. Setelahnya putri terbaring di atas ranjang selama berhari-hari, para tabib tak mengerti penyakit yang dideritanya para penyihir pun tidak menemukan penyihir lain yang sedang berusaha menyakiti putri.
Putri terbaring hingga sehari sebelum hari pernikahan sang putra mahkota. Putra mahkota yang mulai cemas dengan keadaan sang putri pun mendatangi kamar sang putri, tempat sang putri terbaring memejamkan matanya. Putra mahkota memanggil nama sang putri, putri menjawab dengan membuka matanya perlahan, melihat wajah putra mahkota lalu tersenyum.
Kemudian putri meminta putra mahkota mendekat. Setelah membisikkan sesuatu ia menutup matanya. Selamanya.
***
Judulnya agak aneh ya dongeng tentang cinta. Sebenarnya aku juga bingung buat ngasih judul yang pas dan entah kenapa yang terlintas ya judul ini entah pas atau tidak semoga saja ceritanya menarik. Sebenarnya ada alternatif ending lain yang mau aku masukin di cerpen ini mungkin kapan-kapan atau sebaiknya tidak sama sekali karena endingnya udah pas? Atau gimana?
Aku suka ending dua-duanya entah yang sekarang aku pakai atau yang belum aku ketik. Tapi untuk kali ini ending yang ini dulu yang aku tunjukin tujuan apanya pun aku gak tahu.
Hahaha—intinya begitulah kebingungan tentang judul dan alternatif ending. Dan soal darimana idenya jangan tanya dia datang begitu saja menyerbu.
Semoga ceritanya menarik hati untuk terus membaca cerita-cerita lain
Published with Blogger-droid v2.0.1
0 komentar :
Posting Komentar