Sebuah boneka menunggu di etalase toko, tersenyum kepada semua anak kecil yang mendekati etalase dan berusaha untuk membujuk orangtua mereka membeli boneka itu, sebuah boneka yang berbentuk seekor anjing berwarna putih dan hitam. Bukan, dia bukan sejenis anjing Dalmatian dia adalah boneka yang bertelinga jatuh menutupi pipinya dengan mata berwarna hitam dan hidung yang berwarna sama dengan matanya.
Boneka itu duduk di etalase menunggu seorang anak yang akan memindahkannya dari etalase ke kamar yang hangat. Hingga suatu hari ia di keluarkan dari etalase di masukkan ke dalam sebuah kantong dan di bawa oleh seorang anak yang banyak tertawa selama perjalanan pulang.
Berpindah dari dalam kantong ke sebuah kamar berukuran 3x3 dengan nuansa merah jambu dan boneka-boneka lain yang berada di sudut tempat tidur. Anak itu memeluk boneka dan membawanya keluar lagi dari kamar, memamerkan boneka pada teman-temannya yang akhirnya berebut bermain dengan boneka.
Boneka merasa senang karena setiap hari ia selalu di peluk, di cium, di elus-elus dan di ajak mengobrol. Si anak selalu mengatakan kalau ia adalah boneka kesayangannya dan akan selalu di rawat. Boneka merasa tenang karena dengan begitu ia tidak perlu berada di etalase toko yang dingin lagi atau di dalam kotak seperti saat ia di paketkan menuju toko dulu.
Beberapa bulan berlalu sudah banyak boneka baru yang masuk ke dalam kamar, boneka mulai merasa iri karena ada sebuah boneka anak perempuan berambut pirang dengan kepangan yang menggeser kedudukannya sebagai boneka yang selalu di bawa oleh si anak. Tapi setiap sore setelah pulang dari TK nya si anak masih mengelus-ngelusnya, menyisiri bulu nya dan memeluknya di setiap tidur.
1 tahun berlalu, boneka melihat si anak mematut dirinya di depan kaca dengan seragam berwarna merah dan putih berlari keluar kamar dan masuk lagi. Boneka mendengar tentang SD dan ini adalah hari pertama si anak masuk SD. Boneka senang pemiliknya akan memiliki lebih banyak teman dan akan belajar banyak di sekolahnya.
Beberapa bulan berlalu boneka anak perempuan hanya sesekali keluar dari kamar begitu juga boneka-boneka lain. Karena si anak hanya keluar dari rumah untuk bermain sesekali. Boneka melihat si anak sibuk dengan buku-bukunya dan bersemangat mengerjakan PR- PR nya di meja belajar.
Kemudian boneka mendengar teriakan pemiliknya tentang juara, boneka tidak terlalu mengerti tapi semua hal yang membuat pemiliknya senang pasti baik baginya. Boneka ikut senang walaupun dirinya sudah jarang dielus-elus ataupun diajak bicara.
Beberapa tahun berlalu, boneka sudah jarang mendengar celotehan si anak padanya. Si anak sibuk bermain dengan teman-temannya. Memencet sebuah benda bernama handphone. Boneka sedih, semua boneka begitu. Boneka merasa kalau pemiliknya sudah semakin tinggi, semakin cantik, semakin pintar dan tidak cengeng lagi boneka senang. Apa yang membuat si anak senang akan membuat boneka senang juga.
Beberapa tahun berlalu, boneka dan boneka-boneka lainnya masih berada di sudut kamar, hanya sesekali boneka disentuh oleh si anak yang sudah berganti seragam dari merah putih ke biru putih, sudah lebih lama memamatut diri di depan kaca dan lebih sering tertawa ketika berhadapan dengan benda bernama handphone daripada boneka-bonekanya. Boneka sedih tapi setiap ia melihat si anak tertawa ketika berbicara dengan seseorang di handphone boneka pun merasa ia harus ikut senang. Sama senangnya dengan datangnya sebuah boneka baru yang kemudian selalu di peluk si anak setiap tidurnya.
Beberapa bulan berlalu boneka baru berbentuk beruang itu dipenuhi oleh air mata si anak yang menangis. Boneka tidak mengerti kenapa si anak menangis tapi boneka bisa mendengar sebuah nama yang di sebut oleh si anak berkali-kali, kemudian boneka beruang dilempar oleh si anak menuju sudut kamar. Si anak pergi dan boneka beruang tidak pernah dipeluk setiap tidur setelah itu, berpindah ke dalam sebuah kotak bersama barang-barang lain.
Boneka sedih, melihat pemiliknya menangis tapi setelah semuanya berlalu boneka dan boneka-boneka lain kembali di peluk dan di elus-elus, kadang mereka pun diajak mengobrol sesekali. Si anak kembali seperti dulu tapi tidak persis seperti dulu.
Beberapa tahun berlalu si anak sudah berganti seragam menjadi abu-abu putih. Si anak sering membawa teman-temannya ke dalam kamar dan kadang menggunakan boneka sebagai bantalan ataupun di peluk dan di elus-elus sembari saling mengobrol. Boneka senang karena kadang ia melihat si anak tertawa-tawa bersama teman-temannya dan mengobrol lama sekali. Boneka selalu senang ketika si anak senang.
Kemudian si anak sudah mengganti seragamnya yang berbeda setiap hari, beberapa boneka sudah berpindah tangan ke orang lain. Tapi boneka tetap berada di sana di sudut tempat tidur bersama sebuah boneka berbentuk sapi dan boneka berbentuk anjing berwarna coklat putih. Kadang ketika sepupu si anak datang boneka bermain dengan mereka seperti dulu, boneka senang karena ia seperti kembali ke masa dimana si anak masih sering bermain dengannya.
Beberapa tahun berlalu cat dinding yang dulunya merah jambu berubah menjadi putih. Sudah jarang pernah-pernik merah jambu di dalam kamar berganti dengan warna-warna lain ada hitam, ada biru, ada merah, ada hijau bermacam-macam. Si anak sudah berganti seragam lagi menjadi seragam yang warnanya berganti-ganti setiap hari tapi tetap dalam jenis yang sama kemeja dan rok sepan selutut. Si anak semakin lama mematut dirinya di depan kaca dan kembali sering tersenyum melihat handphonennya.
Boneka sudah merasa kalau suatu hari dia akan masuk kotak juga. Seperti boneka-boneka lain yang katanya akan diberikan kepada orang lain beberapa ke sepupu si anak beberapa ke orang yang tidak di kenalnya. Boneka tahu kalau ia berpindah tangan ia akan lebih di rawat tidak berdebu seperti saat ini sama seperti di etalase dulu. Tapi boneka merasa kalau dirinya harus selalu berada di sisi si anak melihat dia tersenyum atau menangis. Melihatnya setiap hari akan membuatnya lebih tenang karena siapa tahu si anak butuh boneka untuk di peluk.
Bertahun-tahun berlalu boneka berpindah masuk ke dalam kotak. Boneka tahu kalau harinya akan tiba dan dia sudah harus siap untuknya. Dia akan berpindah tangan ke seorang anak kecil lain yang akan mengelus-elusnya setiap pagi dan memeluknya untuk tidur setiap malam, meninggalkan si anak yang sudah dewasa.
Tapi lama berlalu boneka tidak keluar juga dari kotak dan boneka mulai merasa mengulang hal yang sama sebelum ia berada di etalase toko di dalam kotak yang dingin menunggu di keluarkan. Menunggu seseorang menariknya dari etalase. Menunggu di peluk oleh seorang anak yang akan merawatnya. Menunggu, boneka terus menunggu hingga menemukan si anak dan sekarang ia kembali menunggu.
Sinar terang datang dari luar kotak boneka di tarik keluar dari dalam kotak dan bertemu dengan seseorang yang asing yang membawanya dan 2 boneka lainnya keluar dari kotak. Menuju ke sebuah tempat tidur yang di sisi kanan dan kirinya berpagar dengan seorang bayi di dalamnya.
Boneka melihat si anak, yang berdiri di sisi tempat tidur dan tersenyum padanya dan boneka-boneka lain. Mengelus si bayi dan berkata.
“Ini boneka mama dari dulu. Dari mama kecil. Nanti kalau dedek udah besar di jaga ya.”
Boneka tahu kalau tugasnya belum selesai dia tidak akan berakhir di dalam kotak. Sekarang ia harus menjaga anak dari si anak. Menjadi teman boneka yang baik seperti dulu.
2 komentar :
hahaha nulis waeeeeeeeeeeeeeee.. follow bck blog ku yah nesss thx
@only odd only wind ben to da buahahahaha~ :p
Posting Komentar