Ada sebuah buku usang diatas lemari kayu yang telah reot,
termakan usia dan debu, di tinggali laba-laba dan tikus. Yang halamannya
terbuka tepat di tengah, hingga terlihat benang pengikat setiap halamannya yang
berwarna cokelat kusam karena debu. Buku usang telah tinggal lama, dalam keadaan
yang sama ketika seekor laba-laba merajut benang diatasnya beberapa hari lalu,
ketika seekor tikus merusaknya meninggalkan bulatan pipih berwarna hitam di
atas kertas buku yang berwarna kecoklatan.
Bulatan pipih berwarna hitam itu masih disana, ketika seekor
tikus datang lagi dan menyingkirkannya menyisakan bekas yang sulit dihilangkan
oleh penghuni gudang, lalu datang seekor laba-laba kembali merajut diatas buku,
mungkin sekaligus membaca tulisan bertinta hitam yang tercetak di buku.
Tak ada yang spesial dari buku usang itu selain halamannya
yang terbuka tepat di tengah.,kertasnya yang berwarna kecoklatan karena debu,
tulisan bertinta hitam yang menceritakan sebuah kisah. Tak ada cacat disana,
tulisannya masih bisa terbaca jelas, tak ada sobekan yang berarti, tikuspun tak
berminat untuk mengasah gigi di setiap halamannya.
Buku itu masih disana, hingga hari berganti minggu, minggu
berganti bulan dan bulan berganti tahun. Halamannya tak berubah masih terbuka
di tengah, masih memiliki bekas berwarna cokelat tua tempat tikus meninggalkan
kenang-kenangan, masih berdebu, tulisannya masih bertinta hitam, letaknya masih
sama, diatas lemari reot terbuat dari kayu.
Kemudian seseorang masuk ke dalam gudang, beres-beres
katanya. Tangannya meraih segala hal yang menurutnya menarik, matanya lebih
cepat menangkap buku daripada tikus yang melewatinya, tapi ia tidak berhasil
menemukan buku usang diatas lemari, belum sanggup ia menggapai benda apapun
dari sana. Ketika orang itu pergi menyenandungkan sebuah lagu dengan tangan
penuh buku-buku yang berserakan dibawah lemari, buku usang itu masih berada di
tempat yang sama, terbuka di halaman yang sama.
Ketika jendela gudang terbuka karena angin yang kencang,
buku terkena percikan air hujan, debunya menghilang dibeberapa bagian sekaligus
meninggalkan bekas bentol-bentol karena basah. Jendela gudang tak kunjung benar
juga, buku usang terkena percikan air setiap hujan turun, tulisan diatas kertas
mulai tak terbaca tergantikan dengan garis-garis panjang berwarna hitam,
halamannya pun sudah tak di tengah lagi, angin meniupnya, tanpa menutup halaman
buku.
Buku usang masih disana ketika seseorang datang memperbaiki
jendela, tapi orang itu mengabaikannya, sama seperti mengabaikan cicit anak
tikus di dalam lemari, dia datang dan keluar tanpa menyentuh benda apapun
didalam gudang, buku usang masih disana terlindung dari hujan.
Buku usang melalui hari demi hari, bulan demi bulan, tahun
demi tahun bersama dengan penghuni gudang lain, ketika seseorang datang dan
memindahkan lemari kayu reot. Meninggalkan buku usang di lantai yang dingin dan
berdebu. Tampak sampul depannya, buku usang telah menutup halamannya.
1 komentar :
hingga pada suatu hari seorang anak kecil yang pemurung menemukan buku itu. memang buku itu sudah tidak layak untuk diambil. tapi dia tetaap mengambilnya. seperti ada daya magis yang menariknya. dia tak suka dengan baunya. bau pipis tikus. hampir sama baunya seperti saat anak-anak kelas lain yang mengencinginya di belakang sekolah. mengingat semua itu membuat dadanya sesak. dia pun mengambil pena dalam tas sekolahnya dan mulai menuliskan satu persatu nama anak yang pernah mengganggunya.
ruda, dafu, sonobo. semua dia tulis lengkap. dengan seluruh ciri fisiknya. dia pun menuliskan dendam dalam buku itu. ditulisnya bagaimana dia ingin mereka mati satu persatu.
esoknya dadanya sedikit lega, senyum tersungging di bibirnya. ada berita di sekolah. satu persatu anak nakal itu meninggal sesuai yang ia tuliskan di buku itu.
tetretetetteeteteteeereeett - playing OST Death Note
Posting Komentar