“Sebuah kaleng cat jatuh dari langit!”
Mengundang banyak tangan untuk mengeluarkan gadget mereka dari saku baju, saku celana, dari tas tangan, dari ransel, terburu-buru, mengacuhkan uang yang terjatuh dari saku yang sama atau obrolan yang terputus dengan seorang teman, mengacuhkan posisi mereka di tengah zebra cross ataupun menghalangi lalu lalang manusia lain. Tapi se-terlambat apapun mereka mengeluarkan gadget itu dari tempat penyimpanannya mereka tidak pernah terlambat mengabadikan gerakan kaleng cat yang terjatuh dari langit, sebelum menyentuh tanah beraspal dan menghamburkan warna merah yang pekat dan kental.
Lalu langkah kaki mereka mendekati kaleng cat, mata mereka terpaku pada layar gadget yang merekam gerakan kaleng cat sejak awal benda itu ditemukan sedang terjun bebas hingga benda itu tergeletak di atas aspal. Langkah kaki mereka yang terhenti berganti dengan suara yang sibuk menebak asal kaleng cat itu.
“Darimana kaleng itu jatuh ya?”
“Mungkin dari langit.”
“Atau ada alien yang membawanya.”
“Jangan-jangan sebentar lagi akan ada hujan kaleng cat.”
“Hujan kaleng cat! Berita yang besar, pasti banyak orang yang ketakutan dan memilih untuk bersembunyi di
dalam rumah mereka.”
“Ini akan jadi berita besar!”
“Ayo segera di upload.”
“Hujan kaleng cat! Benar-benar menakutkan.”
“Astaga, bahkan payung pun tidak akan bisa menahan kaleng cat jika mereka berjatuhan dari langit.”
Kepanikan melanda setiap orang yang berkerumun, tapi tubuh mereka tidak berpindah dari sana, tetap berkerumun di sekitar kaleng cat. Kerumunan terus bertambah dengan gadget di tangan dan berita yang berkembang hebat, beberapa dari mereka telah mempostingnya di twitter, beberapa yang lain mengupload videonya di youtube, menuliskan spekulasinya di blog, menceritakan ketakutannya di tumblr, menyebarkan kabar melalui broadcast messenger dan menelpon keluarga untuk sekedar memperingatkan.
Belum ada yang berpindah setelah 30 menit berlalu, kerumunan bertambah banyak dan kepanikan tetap berada di sana. Tak ada manusia yang benar-benar bergerak dan berlindung untuk melindungi diri dari hujan kaleng cat yang mereka bicarakan sejak tadi, hanya berbicara satu sama lain atau histeris melalui media sosial. Entah apa yang ditunggu setiap manusia itu, entah apa yang membuat mereka tak berpindah dari sana.
Kerumunan terus mengamati kaleng cat yang tergeletak diatas aspal tanpa menyadari bahwa kaleng cat ternyata tak jatuh sendiri, kaleng cat jatuh bersama seseorang yang terbaring tak jauh dari kaleng cat, di luar lingkaran kerumunan. Sama dengan kaleng cat, seseorang itu pun mengeluarkan warna merah pekat, kental, dengan kuas cat di tangannya.
Kerumunan mengabaikan manusia, manusia terabaikan karena kaleng cat.
Terinspirasi dari Ilustrasi Pawel Kucznyski
0 komentar :
Posting Komentar