Ada sebuah penemuan hebat di abad ini. Ketika para penemu
mulai mengintervensi emosi manusia, bukan hanya melalui obat-obatan ataupun
terapi, tapi melalui sebuah alat yang mereka sebut Pandora. Terinspirasi dari
legenda kotak Pandora, alat ini memiliki kemampuan untuk menyimpan emosi-emosi negatif
pada diri manusia.
Cara kerjanya, rumit. Sulit untuk menjelaskannya. Tapi seiring
dengan gembar-gembor media yang memberitakan kehebatan Pandora, masyarakat
mulai tertarik dengan keberadaan penemuan baru itu. Menunggu dengan rasa
penasaran berlimpah, menunggu Pandora mulai dijual bebas dan bisa mereka
buktikan kehebatannya.
Ketika hari yang dinanti sudah tiba orang-orang
berbondong-bondong mengantri, panjang sekali, hingga menyentuh ujung kota. Orang-orang
biasa yang penasaran dengan alat tersebut, para penjahat yang ingin bertobat,
para anak muda yang takut dengan kelabilan mereka, para atasan yang ingin
tampil berwibawa karena mampu mengendalikan emosi, anak buah yang tidak ingin
sibuk menahan emosi karena kelakuan atasan mereka, dan banyak lagi.
Tapi tidak semua orang mengantri hari itu. Para pejabat
memilih untuk tetap di kursi empuk mereka, tidak perlu mengantri, bahkan mereka
diberikan gratis. Karena jelas, bagi mereka itu sudah seperti hak bagi mereka
sekaligus kewajiban bagi sang penemu. Jadi mereka tinggal menjetikkan jari dan
seorang wakil dari kelompok penemu akan membawakan Pandora kepada mereka.
Sebenarnya, bagaimana bentuk Pandora?
Pada awalnya
menyerupai sebuah kalung anjing yang melekat pada leher. Kemudian seiring
dengan waktu, berkembang menjadi gelang, cincin, dan aksesoris yang tidak
mencerminkan bahwa benda itu adalah sebuah penemuan hebat abad ini.
Beberapa bulan setelah penggunaan Pandora. Angka kejahatan
menurun drastis. Tidak ada pembunuhan, tidak ada perkelahian, perampokan,
pemerkosaan, dan segala kejahatan yang biasanya mengisi halaman koran pagi. Masyarakat
kota tampak cerah ceria wajahnya, berseri-seri, menyapa satu sama lain, tak ada
amarah, kesombongan, iri hati, ataupun emosi-emosi negatif lainnya.
Kehidupan di kota itu begitu damai seiring dengan peningkatan
penggunaan Pandora. Para pejabat jelas senang, mereka tidak perlu mengurusi
kriminalitas kecil-kecilan atau kemarahan rakyatnya mereka tinggal mengurus
jalannya pemerintahan tanpa terganggu oleh protes sana-sini karena angka
kriminalitas yang tinggi.
Tapi tetap saja ada beberapa orang miskin yang tidak sanggup
membeli Pandora dan tetap membutuhkan uang untuk bertahan hidup, ada beberapa
pencurian yang terjadi, hanya pencurian kecil tapi mampu membuat heboh seisi
kota, menjadi headline, menjadi hot news selama beberapa hari. Dan gangguan
kecil itu jelas mengganggu bagi para pejabat, karena itu mereka menetapkan kebijakan
baru. Semua orang akan diberi Pandora gratis dan diwajibkan untuk memakainya.
Setelah kebijakan itu, angka kejahatan menurun drastis. Bahkan
nol. Para pejabat senang sekali. Sekarang mereka bisa benar-benar tenang.
Sementara itu, tanpa emosi-emosi negatif, kehidupan kota
mulai terasa ganjil. Tak ada yang menangis walaupun anggota keluarga mereka
meninggal, tidak ada yang marah walaupun seekor anjing memakan ayam peliharaan
mereka, tidak ada yang kecewa walaupun rencana mereka tidak berjalan lancar,
tidak ada yang khawatir atas apa yang akan terjadi esok, tidak ada yang takut
walaupun terjebak dalam ruangan gelap yang terkunci rapat, tidak ada yang
mengeluh ketika mengalami kesulitan. Tidak ada yang takut, sedih, marah, iri,
dendam apalagi stres. Mereka semua tampak damai, tampak tenang-tenang saja,
bahagia.
Kalaupun terjadi sesuatu yang tidak mengenakkan, Pandora akan
menyerap semua emosi negatif dan membuatnya terasa datar-datar saja. Sehingga
kadang bisa ditemukan beberapa orang yang berjalan tanpa ekspresi, menanggapi
sesuatu hanya dengan oh panjang, dan orang-orang pun merasa wajar karenannya,
mereka tidak tersinggung, karena Pandora dengan cepat menyerap emosi itu.
Lalu apa masalahnya?
Masalah pertama adalah para pejabat mulai berbuat curang. Atau
sejak awal mereka memang sudah merencanakan kecurangan, sejak Pandora di
gagaskan, sejak Pandora disebarkan, mereka sudah membuat rencana.
Ketika emosi negatif masyarakat terserap maka mereka tidak
memiliki rasa curiga, tidak ada kemarahan, tidak akan ada protes apapun
walaupun para pejabat mulai memperkaya diri mereka sendiri. Berbuat kotor. Kenyataannya
mereka memiliki pikiran kotor karena emosi negatif dan mereka tidak menggunakan
Pandora, jadi tidak ada yang menyerap emosi-emosi itu.
Korupsi mulai merajalela. Pejabat mulai seenaknya mencampur
adukkan harta mereka dengan pajak. Mulai mengambil uang yang bukan hak mereka,
membuat miskin kota tanpa perlu takut masyarakat menegur mereka, menjatuhkan
jabatan mereka. Karena setiap kali masyarakat tahu perbuatan kotor mereka. Pandora
menghisap kemarahan mereka tak bersisa. Meninggalkan ekspresi kosong.
Kemudian semua itu berlanjut terus berlanjut.
Lalu kenapa tak ada seorangpun yang melepaskan Pandora milik mereka?
Pandora di setting
melekat. Tak bisa dilepas. Kecuali oleh para penemu yang menemukan Pandora. Sedangkan
para penemu sudah menghilang entah kemana setelah protes mereka kepada para
pejabat hanya didengarkan tak ditanggapi.
Dan apa masalah
kedua nya?
Bayangkan saja. sebuah kotak yang diisi penuh oleh sesuatu,
pasti meluap. Sekuat apapun tutupnya, setebal apapun kotaknya, secanggih apapun
gemboknya. Seperti itulah Pandora, para penemu yang pergi jauh, sengaja tidak
memberitahu para pejabat setelah peringatan mereka tidak dihiraukan. Biarkan saja
kota ini hancur katanya. Biarkan saja Pandora melakukan tugasnya seperti yang
dilakukannya di masa legenda dulu.
Jika dalam legenda, ketika Pandora membuka kotak yang
dilarang dibukanya dan melepaskan teror ke dunia berupa masa tua, rasa sakit,
kegilaan, wabah penyakit , keserakahan, pencurian, dusta dan cemburu masih ada
harapan yang tersisa di dalam kotak itu. Berbeda dengan Pandora yang satu ini,
yang diciptakan oleh manusia untuk menyerap emosinya sendiri. Tidak akan
tersisa harapan, karena Pandora memang hanya menyerap emosi negatif. Kalaupun ia
meledak jelas hanya mengeluarkan emosi negatif itu sendiri.
10 tahun berlalu. Pandora melakukan tugasnya dengan baik. Pejabat
memperkaya diri mereka sendiri. Rakyat sibuk bertahan hidup di kotanya yang
miskin tanpa mengeluh, walaupun hidup tanpa ekspresi karena mereka tidak
menemukan emosi postif sekalipun sementara emosi negatif terserap begitu saja.
Kemudian ketika Pandora mencapai klimaksnya, sebuah kejadian
mengubah kota itu selamanya.
Satu persatu Pandora terlepas begitu saja, entah itu yang berupa kalung, cincin, gelang,
anting. Pandora, apapun bentuknya jatuh ke tanah secara bersamaan lalu
mengeluarkan asap beraneka warna, merah, hitam, coklat, abu-abu, memenuhi seisi
kota. Bersamaan dengan suara mengerikan yang terdengar. Kemudian seisi kota
heboh, bukan heboh saja, lebih tepatnya kacau. Seorang laki-laki menusukkan
pisau ke temannya, seorang perempuan mencakar wajah perempuan lain, anak-anak
kecil berkejar-kejaran tidak karuan, sepasang suami isteri saling memaki,
seorang laki-laki mencekram seorang perempuan dan memperkosanya dijalanan, sumpah
serapah menguap di udara, tangisan terdengar seperti sirene, jeritan ketakutan,
tembakan senjata, kendaraan yang menabrak sembarangan, semua kacau, kacau,
kacau.
Tak ada yang terkendali.
Para pejabat di gedung pemerintahan di tengah kota, mulai panik.
Mereka memang tidak terkena asap aneh yang memenuhi seluruh kota, tapi gedoran
pintu berkali-kali terdengar dan membuat mereka merinding ketakutan.
Mereka akan terbunuh. Oleh emosi lama yang terpendam. Menguap
di udara.
2 komentar :
Idenya keren. Kebayang juga gimana seremnya kalo emang bener2 ada alat kayak gitu... :S
Tapi rasanya kurang dramatis nes..misalnya, gimana situasi pas Pandora pertama lepas, soalnya itu kan bisa jadi trigger untuk Pandora2 lainnya ikut lepas, karena satu orang yang ga pake Pandora pasti akan melampiaskan kegilaannya ke orang lain, dan perasaan negatif orang lain makin besar, kemudian Pandoranya ikut lepas, et cetera, et cetera... (sori kepanjangan..hehe)
Trus juga endingnya mungkin lebih enak kalo sedikit dipanjangin, nyeritain gimana para pejabat dihabisi sama rakyat yang mengamuk... (obsesi sama film2 yang agak gruesome gitu..hehe)
Pemilihan kata juga ada yang perlu diperbaiki. Misal:
"Lalu kenapa masyarakat tidak melepaskan..."
mungkin lebih enak diganti:
"Lalu kenapa tak ada seorangpun yang melepaskan..."
gitu deh menurut saya
Sedikit quote tentang si pemerintah dan pejabat di cerita ini:
"Power tends to corrupt, and absolute power corrupts absolutely." (Lord Acton)
Bener... kurang dramatis. Tapi masalah deskripsi ending yang pasti bakal penuh darah itu aku gak punya kemampuan buat gambarin hal-hal kayak gitu, gak sanggup~ hahahaha
Masalah kata yang kurang pas. Makasih koreksinyaaaa~ sangat membantu :))
Thanks buat komennya cho :3
Posting Komentar